Big Data
Alfa Malik El Waafii
1151600085
PROGAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
2016
ABSTRAK
Penulisan
ini bertujuan untuk mempelajari sejarah, kegunaan dan karakteristik dari sebuah
Big Data.
Metodologi
penelitian dalam penulisan adalah degan melakukan studi pustaka dari online
journal.
Hasil yang ingin dicapai pada
penulisan ini agar mengerti apa yang dimaksud Big Data
Dan
lebih memudahkan kita dalam kegiatan sehari hari.
Penulisan
ini juga memiliki kesimpulan bahwa dengan adanya big data maka perusahaan
ataupun organisasi dapat mengakses sebuah data menjadi lebih cepat dan intinya
adalah dapat mempermudah perusahaan tersebut dalam mengambil sebuah keputusan.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akhir-akhir ini, istilah 'big data' menjadi
topik yang dominan dan sangat sering dibahas dalam industri IT. Banyak pihak
yang mungkin heran kenapa topik ini baru menjadi pusat perhatian padahal
ledakan informasi telah terjadi secara berkelangsungan sejak dimulainya era
informasi. Lalu kenapa baru
sekarang orang ramai-ramai membahas istilah big data? Apa sebenarnya 'big data'
itu?.
Hingga
saat ini, definisi resmi dari istilah big data belum ada. Namun demikian, latar
belakang dari munculnya istilah ini adalah fakta yang menunjukkan bahwa
pertumbuhan data yang terus berlipat ganda dari waktu ke waktu telah melampaui
batas kemampuan media penyimpanan maupun sistem database yang ada saat ini.
1.2
Ruang Lingkup
Ruang lingkup
yang menjadi batas-batasan dalam pembahasan Big
Data yaitu :
1.) Sejarah Big data.
2.) Pengertian dari Big Data.
3.) Karakteristik Big Data.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :
1)
Untuk
mengetahui pengertian Big Data.
2)
Kegunaan
dari Big Data.
3)
Mengetahui
sejarah Big data.
1.4 Metodologi
Penelitian
Untuk mendapatkan data yang diperlukan
dalam penelitian, penulis menggunakan metode studi pustaka, yaitu metode
yang dilakukan dengan mencari referensi referensi yang berhubungan dengan karya
ilmiah yang peneliti lakukan.
BAB 2
LANDASAN TEORI
Awalnya Big Data adalah
sebuah sistem teknologi yang diperkenalkan untuk menanggulangi
'ledakan informasi' seiring dengan semakin bertumbuhnya ekosistem pengguna
perangkat. Pertumbuhan perangkat mobile dan data internet ternyata sangat
mempengaruhi perkembangan volume dan jenis data yang terus meningkat secara
signifikan di dunia maya.
Berbagai jenis data, mulai data yang berupa teks, gambar atau foto, video hingga bentuk data-data lainnya membanjiri sistem komputasi. Tentunya hal ini perlu jalan keluar. Dan Big Data adalah solusi yang kerap dipakai beberapa waktu belakangan ini.
Berbagai jenis data, mulai data yang berupa teks, gambar atau foto, video hingga bentuk data-data lainnya membanjiri sistem komputasi. Tentunya hal ini perlu jalan keluar. Dan Big Data adalah solusi yang kerap dipakai beberapa waktu belakangan ini.
Sejatinya hingga saat
ini belum ada definisi resmi dari istilah Big Data. Akan tetapi kemunculnya
memang dianggap solusi dari fakta yang menunjukkan bahwa pertumbuhan data dari
waktu ke waktu telah melampaui batas kemampuan media penyimpanan maupun
sistem database yang ada saat ini.
Sementara itu IBM di
situs resminya mendefinisikan Big Data ke dalam tiga istilah
yaitu volume , variety , dan velocity. Volume di
sini berkaitan dengan ukuran media penyimpanan data yang sangat besar atau
mungkin tak terbatas. Sementara variety berarti tipe atau jenis data
yang dapat diakomodasi. Sedangkan velocitydapat diartikan sebagai
kecepatan proses.
Dengan begitu, Big Data
dapat diasumsikan sebagai sebuah media penyimpanan data yang menawarkan ruang
tak terbatas, serta kemampuan untuk mengakodasi dan memproses berbagai jenis
data dengan sangat cepat.
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Sejarah
Big Data
Sebelum mempelajari suatu hal
tentu diperlukan untuk memahami asal muasal atau sejarah dari hal yang ingin
dipelajari tersebut, ada pun tentang topic kali ini penulis akan memperkenalkan
sejarah big data. Berikut urutannya;
1944
- Fremont Rider, Pustakawan universitas Wesleyan. Dia memperkirakan bahwa Perpustakaan yang ada di amerika
serikat ukurannya meningkat dua kali lipat setiap 16 tahun
1961
- Derek Price. Dia mendiagramkan pertumbuhan pengetahuan ilmiah dengan cara
melihat jumlah pertumbuhan jurnal ilmiah dan makalah 1967 - B.A. Marron dan P.A.D. De Maine
menerbitkan "Automatic data compression" dalam Komunikasi dari ACM, yang
menyatakan bahwa "ledakan informasi” tercatat dalam beberapa tahun
terakhir membuatnya penting bahwa persyaratan penyimpanan untuk semua
informasi harus dijaga agar tetap minimum.
1971
- Arthur Miller Menulis dalam “The Assault on Privacy” menyatakan, "Terlalu banyak informasi.
pengurus tampaknya mengukur seorang pria seimbang dengan jumlah bit kapasitas
penyimpanan berkas itu akan mengisi."
1975
- Departemen Pos dan Telekomunikasi di Jepang mulai melakukan Arus Informasi
Sensus, pelacakan volume informasi yang beredar di Jepang (ide pertama kali
diusulkan dalam makalah 1969)
1980
- I.A. Tjomsland memberikan ceramah berjudul "Where do we go from
here?" Di IEEE Keempat Symposium on Mass Storage Systems, dia mengatakan "Mereka
yang terkait dengan perangkat penyimpanan lama menyadari bahwa Hukum parkinson
Pertama dapat diparafrasekan untuk menggambarkan Industry kami 'Data mengembang
untuk mengisi ruang yang tersedia'.
1981
- Kantor Pusat statistic hungaria memulai proyek penelitian untuk menjelaskan
informasi indsutri negara, termasuk mengukur Volume informasi dalam bit.
1983 - Ithiel
de Sola Pool menerbitkan "Pelacakan Arus Informasi" di Science. Melihat tren pertumbuhan di 17 Media komunikasi utama 1960-1977,
ia menyimpulkan bahwa "kata-kata yang tersedia untuk Amerika (di
atas usia 10) melalui media ini tumbuh pada tingkat 8,9
persen per tahun, kata-kata benar benar hadir untuk dari media tersebut tumbuh
hanya 2,9 persen per tahun, Pada periode pengamatan, sebagian besar pertumbuhan
arus informasi adalah karena pertumbuhan penyiaran, Tapi menjelang akhir
periode [1977] situasi berubah: media point-to-point yang tumbuh lebih cepat
dari penyiaran."
3.2
Pengertian Big Data
Akhir-akhir
ini, istilah 'big data' menjadi topik yang dominan dan sangat sering dibahas
dalam industri IT. Banyak pihak yang mungkin heran kenapa topik ini baru
menjadi pusat perhatian padahal ledakan informasi telah terjadi secara
berkelangsungan sejak dimulainya era informasi. Perkembangan volume dan jenis
data yang terus meningkat secara berlipat-lipat dalam dunia maya Internet
semenjak kelahirannya adalah fakta yang tak dapat dipungkiri. Mulai data yang
hanya berupa teks, gambar atau foto, lalu data berupa video hingga data yang
berasal system pengindraan. Lalu kenapa baru sekarang orang ramai-ramai membahas
istilah big data? Apa sebenarnya 'big data' itu?.
Hingga
saat ini, definisi resmi dari istilah big data belum ada. Namun demikian, latar
belakang dari munculnya istilah ini adalah fakta yang menunjukkan bahwa
pertumbuhan data yang terus berlipat ganda dari waktu ke waktu telah melampaui
batas kemampuan media penyimpanan maupun sistem database yang ada saat ini.
3.3 Karakteristik Big
Data
Sebuah informasi atau data dapat didefinisikan sebagai Big Data
jika memiliki satu atau lebih dari tiga karakteristik berikut :
1.
Volume
Seberapa besar data yang bisa
anda olah saat ini? Apakah dengan jumlah data yang anda miliki anda sudah lebih
baik dibanding kompetitor? Data yang ada saat ini berukuran sangat besar. Di
tahun 2000 saja tercatat 800,000 petabyte data tersimpan di seluruh dunia dan
angka ini diperkirakan akan mencapai 35 zettabyte di tahun 2020 atau bahkan
lebih. Bayangkan jika anda membutuhkan analisis terhadap 1 persen saja dari
seluruh data untuk mendapatkan keuntungan dibandingkan kompetitor anda, apakah
teknologi yang anda miliki sekarang mampu melakukannya?
2.
Variety
Selain data relasional, data
apa saja yang umum dianalisis? Dengan meledaknya jumlah sensor, dan perangkat
pintar , dan juga teknologi social networking yang menghasilkan data-data yang
akan sulit jika harus disimpan di dalam relasional database. Kita tidak akan
pernah tahu jika kita tidak menyimpan semua data yang tidak terstruktur ini
seperti halaman web, web log, search index, forum social media, email, dokumen,
data sensor, dll. Data-data seperti inilah yang mungkin akan memberikan
keuntungan jika kita mampu mengolahnya.
3.
Velocity
Seberapa cepat kita dapat
memproses data yang ada? Mungkin hal itu yang pertama ada dalam benak anda
ketika anda membaca ini. Namun sebenarnya velocity di sini kita lihat dari
persepsi seberapa cepat kita mampu mendapatkan hasil analisis terhadap aliran
data yang terus mengalir di saat yang hampir bersamaan dengan datangnya data
tersebut. Bayangkan jika kita memiliki sistem yang mampu mendeteksi buronan
yang tertangkap kamera cctv, ataumendeteksi dini titik kritis seorang bayi dari
suhu tubuh, tekanan darah, denyut jantung, kecepatan bernafas bayi tersebut,
melakukan sensor terhadap kata kasar atau kata yang tidak seharusnya diucapkan
yang diucapkan pada siaran langsung di tv atau pada percakapan telepon customer
service sebuah perusahaan.
BAB
4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari
pembahasan mengenai big data, dapat disimpulkan bahwa Big Data dapat
diasumsikan sebagai sebuah media penyimpanan data yang menawarkan ruang tak
terbatas, serta kemampuan untuk mengalokasi dan memproses berbagai jenis data
dengan sangat cepat. Di samping itu big data juga memiliki jenis-jenisnya
seperi ada traditional data dan big data. Big data juga memiliki karakerisik
untuk bisa disebut big data karakerisik tersebut adalah volume, variety, dan
velocity.
4.2 Saran
Untuk perusahaan yang memiliki kumpulan data yang sangat
banyak, disarankan untuk menerapkan Big Data dan bukan hanya sekedar sistem
manajemen data yang biasa saja seperti database. Kumpulan data tersebut dapat
diolah dan dianalisis menjadi sebuah data atau informasi yang sangat berguna
bagi orang lain, seperti halnya yang dilakukan oleh Google pada mesin pencarian
miliknya, dengan pengguna memasukan kata kunci pada mesin pencarian tersebut,
pengguna akan mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan pengguna lewat
bantuan Big Data yang
dimiliki oleh Google.
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar